KISAH HANTU SADAKO
Sadako adalah hantu yang sangat
terkenal di jepang, hantu sadako apabila di indonesia bisa diibaratkan seperti
kuntilanak. cerita dari hantu sadako adalah kisah nyata. ciri-ciri hantu sadako
yaitu wanita berambut panjang menutupi muka dan memakai gaun panjang berwarna
putih.
Ketika sadako berumur dua
tahun sebuah bom atom dijatuhkan oleh
Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang. Sadako tinggal dekat Misasa Bridge di
Hiroshima tempat bom dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945. Saat itu dia tak
tahu bahwa dirinya telah menjadi korban radiasi pasca pemboman. kisah Nyata
Asal Usul Hantu Sadako di Jepang. Tanggal 21 Februari 1955, Sadako mulai masuk
rumah sakit. Sadako didiagnosa terjangkit leukemia sebagai dampak bom atom.
Ibunya menyebut sebagai “penyakit bom atom”.
Pada bulan November 1954, tumbuh
cacar pada leher dan bagian belakang telinganya. Pada bulan Januari 1955, mulai
timbul titik berwarna ungu pada kakinya. Pada tanggal 21 Februari 1955, Sadako
harus dirawat di rumah sakit karena dokter mendiagnosa Sadako mengidap Leukemia
dan divonis hanya dapat hidup paling lama satu tahun.
Pada tanggal 3 Agustus 1955,
seorang sahabat karib Sadako yang bernama Chizuko Hamamoto datang menjenguk
Sadako di rumah sakit dengan membawa kertas emas untuk membuat bangau kertas,
karena berdasarkan kisah klasik Jepang, jika seseorang membuat seribu bangau
kertas, maka permintaannya akan dikabulkan, tetapi Sadako hanya mampu
menyelesaikan 644 bangau kertas sebelum kematiannya, dan sahabatnya meneruskan
hingga 1.000 dan menguburkan semua bersama jasad Sadako.
Sadako meninggal dunia pada tanggal
25 Oktober 1955 pada usia 12 tahun. Teman-temannya menyelesaikan pembuatan
bangau kertas sisanya hingga genap terkumpul 1000 bangau dan menguburkannya
bersama jasad Sadako.
Sepeninggal Sadako, teman-temannya
menerbitkan suatu koleksi surat-surat untuk menggalang dana yang akan digunakan
untuk membangun sebuah monumen peringatan bagi Sadako dan semua anak yang
meninggal akibat efek bom atom. Pada tahun 1958 sebuah patung Sadako memegang
bangau emas berdiri di Hiroshima Peace Memorial Park, bangsa Jepang menyebutnya
dengan nama Genbaku Dome. Di kaki patung terdapat sebuah prasasti bertuliskan:
“This is our cry. This is our prayer. Peace on
Earth.”
(“Inilah jeritan kami. Inilah Doa kami. Damai lah di bumi”).
(“Inilah jeritan kami. Inilah Doa kami. Damai lah di bumi”).







0 comments:
Post a Comment